GUA6BSWiGfM5GUC7TUzoTpA8Ti==
Light Dark
Yayasan Peduli Kesehatan dan Pers Indonesia jadi Sinergi untuk Indonesia Sehat di HPN 2025

Yayasan Peduli Kesehatan dan Pers Indonesia jadi Sinergi untuk Indonesia Sehat di HPN 2025

Daftar Isi
×
ADVERTORIAL News - Permasalahan kesehatan di Indonesia membutuhkan perhatian dan kepedulian yang terintegrasi guna meminimalisir penderitaan masyarakat. Dengan rakyat yang sehat, kedaulatan Republik Indonesia semakin kuat. 

Prinsip tersebut menjadi semangat utama kolaborasi berbagai pihak, baik dari kalangan medis maupun non-medis, termasuk insan pers, dalam menjalankan amanat untuk mewujudkan kehidupan sehat dan sejahtera bagi masyarakat. 

Sebagai wujud konkret dari gagasan ini, didirikanlah Yayasan Peduli Kesehatan dan Pers Indonesia. Pendirian yayasan ini dicanangkan bersamaan dengan peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2025, yang diselenggarakan pada Minggu, 9 Februari 2025, di area Cagar Budaya Jakarta Weltevreden, Pasar Baru, Jakarta Pusat.

“Pada kesempatan peringatan HPN ini, kita mendirikan yayasan yang melibatkan pakar dan praktisi kesehatan serta insan pers sebagai penyelenggara komunikasi massa,” ujar Mayjen (Purn.) Dr. Hipdizah, Sp.Adm, M.Si, salah satu pendiri yayasan, dalam acara di Gedung Antara Heritage Center, didampingi enam pendiri lainnya.

Yayasan Insan Kesehatan dan Pers Pertama di Indonesia

Keberadaan Yayasan Peduli Kesehatan dan Pers Indonesia menjadi yang pertama di Indonesia yang secara khusus mewadahi aktivis kesehatan dan insan pers dalam satu lembaga terintegrasi. Hal ini ditegaskan oleh Dr. dr. M. Syahrial, yang juga merupakan salah satu pendiri yayasan.

Yayasan ini didirikan oleh delapan orang yang berasal dari berbagai latar belakang, yakni:

  • Dr. dr. M. Syahrial
  • Dr. Saptadji
  • Dr. Gracecielia Piscesianta
  • Dr. Mahesa Paranadipa Maykel, M.H.
  • Hadi Filino Gunarto
  • Dr. Leila Mona Ganiem, M.Si
  • M. Iqbal Irsyad (berhalangan hadir)
  • Toto Irianto
Selain itu, turut hadir Dudi Herianto, yang meskipun bukan pendiri, masuk dalam jajaran pengurus yayasan. Dr. dr. Ario Djatmiko, yang juga bagian dari struktur pengurus, berhalangan hadir dalam acara tersebut.

Pentingnya Komunikasi dalam Penanganan Kesehatan

Salah satu tantangan terbesar dalam dunia kesehatan adalah kelemahan komunikasi yang berdampak pada efektivitas pengobatan pasien. Salah satu contoh nyata adalah kasus tuberkulosis (TBC), di mana pasien sering kali gagal menjalani pengobatan secara tuntas akibat kurangnya pemahaman tentang pentingnya kepatuhan terhadap prosedur medis.

“Pengobatan TBC membutuhkan waktu bertahun-tahun. Namun, banyak pasien tidak memahami pesan atau aturan rutin dalam mengonsumsi obat, sehingga upaya pengobatan menjadi sia-sia,” jelas Dr. Mahesa. “Padahal, jumlah penderita TBC di Indonesia merupakan yang terbanyak kedua di dunia. Ini menjadi keprihatinan kita bersama.”

Yayasan yang dipimpin oleh Dr. Saptadji ini optimistis dapat memberikan manfaat besar dalam menanggulangi kelemahan komunikasi di bidang kesehatan. Dengan melibatkan insan pers yang berada di bawah naungan Dewan Pers, informasi yang disampaikan kepada masyarakat diharapkan lebih akurat, berbasis data, dan terverifikasi dengan baik.

“Pers memiliki peran penting dalam menyebarluaskan informasi kesehatan yang valid dan dapat dipercaya. Dengan adanya yayasan ini, kita berharap informasi kesehatan bisa lebih luas tersebar dan mampu mengedukasi masyarakat,” ujar Dr. Saptadji.

Dalam peringatan HPN 2025, komunitas ini mengusung tema “Rakyat Sehat, Kedaulatan RI Kuat,” sebagai bentuk komitmen untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat melalui sinergi antara tenaga medis dan insan pers. 

Dengan demikian, diharapkan Indonesia dapat membangun sistem komunikasi kesehatan yang lebih baik, sehingga penyakit yang dapat dicegah tidak lagi menjadi beban bagi masyarakat dan negara.





Special Ads
Special Ads
Special Ads