Apalagi, sambung Pandapotan, kontestasi di bidang ekonomi ini semakin terasa. Teknologi digital membuat nilai kompetisi semakin berat.
“Sedangkan perkembangan e commerce menyebabkan tidak ada lagi batas ruang dan waktu dalam berdagang,” ujar dia, beberapa waktu lalu.
Pandapotan mengingatkan, pemerintah perlu menata dan membangun sistem ekonomi berkeadilan yang memberdayakan masyarakat.
“Terkait pembangunan ekonmi ini, pemerintah kita harapkan dapat memacu upaya pembangunan UMKM dan ekonomi kreatif,” tutur Pandapotan.
Selain itu, ungkap politisi PDI Perjuangan itu, produk luar negeri yang membanjiri market place dengan harga yang sangat murah.
Kondisi demikian membuat produk dalam negeri terdesak. “Banyak barang yang beredar, ternyata bukan produk Indonesia dan harganya sangat murah,” imbuh dia.
Sementara itu, Anggota Komisi B Nur Afni Sajim berpandangan, perlu ada gerakan menggunakan produk dalam negeri.
Manurut politisi dari Fraksi Partai Demokrat itu, jika gerakan itu terealisasi secara nasional, maka pengusaha UMKM tidak perlu takut bersaing di pasar.
“Namun, perlu ada peningkatan mutu produk UMKM agar bisa bersaing,” tandas Nur Afni.
Para pembeli, lanjut dia, bisa ditawari secara online dan barangnya langsung dikirim ke alamat pembeli.
“Barang tak perlu dibawa ke pasar. Cukup disusun dan ditumpuk di gudang,” kata dia.
Bila dicermati secara sepintas, tambah Nur Afni, barang-barang yang beredar di Indonesia kebanyakan bukan produk dalam negeri.
“Justru barang-barang impor lebih merajai pasar,” tukas dia.